HOTEL - HOTEL

Bandar Lampung: Hotel Indra Puri, Hotel Sheraton Lampung..:::...Samarinda : Swiss Belhotel Internastional..::::..Balikpapan:Hotel Gran Senyiur

Selasa, 16 Desember 2008

BUDAYA DAYAK TETAP EKSIS

Hingga kini, masyarakat Desa Pampang belum meninggalkan tradisi leluhurnya. Setiap tahun, ritual adat masih digelar untuk mempertahankan warisan budaya.

Ketua Adat Desa Pampang Martin Abad mengatakan walaupun tanah yang mereka pijak saat ini sudah jauh dari tanah leluhur, tradisi nenek moyang masih dipegang teguh. Setiap tahun mereka selalu menggelar Upacara Pelas Tahun yaitu ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang baik.

Ada pun tradisi berumur ratusan tahun lainnya seperti Upacara Junan juga masih diadakan. Junan ialah ritual mengambil gula dari batang tebu dengan cara diperas memakai kayu ulin.

Setiap Minggu, Desa Pampang menggelar pertunjukan budaya di Lamin Adat, rumah khas Dayak yang dijadikan panggung pertunjukan. Penduduk menyuguhkan atraksi kesenian dan tarian seperti Kancet Lasan, Kancet Punan, Pemung Tawai, Enggang Terbang, dan Manyam Tali.

Dalam acara tersebut, penduduk dewasa dan anak-anak mengenakan pakaian adat. Jika pengunjung ingin mengambil gambar atau foto bersama, dikenai biaya Rp20 ribu - Rp50 ribu. Atraksi kesenian itu murni diadakan dengan biaya dari desa. Biaya tersebut dikumpulkan dari hasil pendapatan tiket masuk wisatawan Rp. 5.000,- per orang.

Pertunjukan semacam itu memang masih menarik minat wisatawan. Hal ini menunjukkan keeksistensian Budaya Dayak harus terus dibudidayakan dan dijadikan sebagai aset budaya nusantara tiada setaranya. (Mon/M-1/rmb/mi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Galih Gumelar Center is proudly powered by Blogger.com | Template by Galih Gumelar Center