HOTEL - HOTEL

Bandar Lampung: Hotel Indra Puri, Hotel Sheraton Lampung..:::...Samarinda : Swiss Belhotel Internastional..::::..Balikpapan:Hotel Gran Senyiur

Selasa, 16 Desember 2008

DANAU KERINCI

Sangat antusias sekali, jika mendengar pesona alam di Jambi, seperti Danau Kerinci. Karena memang, danau ini memiliki latar belakang tersendiri dalam sejarah kehidupan manusia purba pada saat lampau. Dengan dikelilingi oleh jumlah barisan pegunungan, sebuah danau tersebut merupakan semayam sejumlah ikan, yang nantinya akan dijadikan sumber daya alam masyarakat setempat.

Danau Kerinci terlihat begitu menawan. Selain lokasinya berada di kaki Gunung Raja, danau ini memang berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci. Sehingga luas Danau Kerinci sekitar 5000 m persegi dengan ketinggian 783 di atas permukaan laut.

Perjalanan menuju Danau Kerinci dapat dilakukan dalam tiga jalur alternatif. Yang paling utama adalah jalur Jambi menuju Sungai Penuh, jalur kedua adalah dari Kota Padang menuju Tapan dan yang terakhir adalah dari padang menuju Muaralabuh.

Perjalanan ke lokasi wisata Danau Kerinci, Jambi relatif murah biaya masuknya. Harga tiket yang ditawarkan sebesar Rp. 2000,- bagi anak-anak dan Rp. 3000,- untuk dewasa.

Bagi anda pengunjung Kota Jambi, tak perlu khawatir dalam masalah akomodasi. Di sekitar Danau Kerinci teah tersedia begitu banyak hotel kelas melati yang memiliki tarif cukup terjangkau pula. Harga yang ditampilkan berkisar antara Rp. 15.000,- s/d Rp. 100.000,- untuk semalamnya. Namun jika ada perubahan harga perlu anda konfirmasikan lebih lanjut. (rmb/mi)

PANTAI PELABUHAN RATU

Berkunjung ke daerah Jawa Barat sangatlah menyenangkan. Selain identik dengan cuaca yang dingin, udaranya pun masih terasa segar dan alami. Tak salah jika anda memilih wisata ke Pantai Pelabuhan Ratu, hanya berjarak sekitar 60 km dari arah selatan Kota Sukabumi, wisata pantai di pesisir selatan Jawa Barat, Samudera Hindia . Anda harus selalu waspada jika ingin bermain di pantai tersebut, ombaknya terkenal sangat kuat dan dapat berbahaya.

Pantai ini terkenal, tak asing lagi bagi anda pecinta wisata alam. Perpaduan antara pantai yang curam dan landai, batu-batu karang yang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam. Merupakan keunikan tersendiri ketika anda berwisata di lokasi tersebut.

Tempat ini mempunyai daya tarik sendiri, sehingga mantan Presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tanjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel dan Toko Serba Ada "Sarinah", yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.

Menurut kepercayaan rakyat setempat, Pantai Pelabuhan Ratu dihuni oleh Nyai Roro Kidul, yang diakui sebagai penguasa Pantai Selatan. Kepercayaan ini begitu kuatnya sehingga konon di Samudera Beach Hotel disediakan sebuah kamar khusus untuk tempat kediaman sang penguasa.

Di seputar Pelabuhan Ratu, paling tidak ada sembilan titik lokasi untuk berselancar, yaitu di Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh sampai Ujung Genteng. Masing-masing pantai mempunyai ombak dengan karakteristiknya sendiri. Pantai Pelabuhan Ratu juga terkenal sebagai tempat bertelur dan berbiaknya hewan penyu,yang terancam punah, dan karenanya termasuk salah satu binatang yang dilindungi di dunia. Namun demikian penyu-penyu di Pantai Pelabuhan Ratu masih sering ditangkapi untuk dimakan dagingnya sementara badannya dan kulitnya dijadikan cendera mata dan telurnya diambil untuk dikonsumsi masyarakat. (id.wikipedia.org/rmb)

PANTAI TANJUNG BIRA

Tanjung Bira merupakan lokasi wisata di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Objek wisata ini, menyuguhkan pantai beserta pasir putih sebagai pesona alamnya. Sungguh cantik dan indah memang, air jernih yang menyesuaikan gelombang pada laut, sehingga wajar saja bagi pengunjung menyempaykan diri untuk berjemur dan berenang di Tanjung Bira.

Wisata Tanjung Bira lebih didominasi oleh keindahan pasir putihnya. Selain itu, para pengunjungnya dapat menyaksikan berbagai hal lainnya seperti : terdapat dua pulau di depan pesisir pantai ini (Pulau Liukang dan Pulau Kambing) serta tampilan matahari pada saat sunsetsunrise di lokasi Tanjung Bira.

Jarak yang dibutuhkan dari Kota Bulukumba untuk menuju Tanjung Bira sekitar 40 km atau tepatnya, 200 km dari Kota Makassar. Perjalanan yang cukup jauh dan menyenangkan ini dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum. Tarif yang ditawarkan berkisar antara Rp. 10.000,- s/d Rp. 40.000,-.


Harga tiket masuk ke lokasi wisata ini hanya Rp. 5000,- tiap orangnya. Namun, kawasan wisata Pantai Tanjung Bira telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restoran, penginapan, villa, bungalow, dan hotel. Bagi pengunjung tak perlu khawatir untuk mengetahui harga perharinya. Karena bagi anda pengunjung tempat ini, hanya perlu menyisihkan uang sebesar Rp. 100.000,- s/d Rp. 600.000,-. Selain itu, disediakan pula peralatan diving dan selam untuk menuju Pulau Selayar. (rmb/mi)
dan

GEDUNG LINGGAJATI

Anda tentu tahu dan pernah mendengar sebuah gedung bersejarah di wilayah Kuningan, Jawa Barat, Gedung Perundingan Linggajati. Gedung ini, terletak di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, sekitar 14 kilometer dari Kota Kuningan atau 26 kilometer dari Kota Cirebon. Desa Linggajati berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Desa ini sebelah selatan berbatasan dengan Desa Linggarmekar, sebelah utara berbatasan dengan Desa Linggarindah dan di sebelah barat berbatasan dengan Gunung Ciremai.

Gedung yang berada di Desa Linggajati ini pernah menjadi tempat perundingan pertama antara Republik Indonesia dengan Belanda pada tanggal 11--13 November 1946. Dalam perundingan itu, Pemerintah RI diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sedangkan Pemerintah Kerajaan Belanda diwakili oleh Dr. Van Boer. Sementara yang menjadi pihak penengah adalah Lord Killearn, wakil Kerajaan Inggris. Perundingan tersebut menghasilkan naskah perjanjian Linggajati yang terdiri dari 17 pasal, yang selanjutnya ditanda-tangani di Jakarta pada tanggal 25 Maret 1945. Peristiwa perundingan yang berlangsung tiga hari itu ternyata merupakan satu mata rantai sejarah yang mampu mengangkat nama sebuah bangunan mungil di desa terpencil itu menjadi terkenal di seluruh Nusantara, bahkan di pelbagai penjuru dunia.

Bangunan itu kemudian dipugar oleh pemerintah tahun 1976 dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya dan sekaligus objek wisata sejarah * Data Bangunan Gedung Perundingan Linggajati saat ini berdiri di atas areal seluas sekitar 24.500 meter persegi, dengan luas bangunan sekitar 1.800 meter persegi. Bangunan tersebut terdiri atas: ruang sidang, ruang sekretaris, kamar tidur Lord Killearn, ruang pertemuan Presiden Soekarno dan Lord Killearn, kamar tidur delegasi Belanda, kamar tidur delegasi Indonesia, ruang makan, kamar mandi/WC, ruang setrika, gudang, bangunan paviliun, dan garasi.

Sebagai catatan anda, ruangan dan segala perabotan yang ada di dalam gedung pada tahun 1976 (saat dipugar oleh pemerintah), dibuat sedemikian rupa agar data dan suasananya sedapat mungkin sama pada seperti tahun 1946 (sewaktu perundingan dilaksanakan). Selain itu, di dalam gedung juga dilengkapi dengan gambar/foto situasi saat perundingan berlangsung dan bahan-bahan informasi lain bagi anda. Cukup menarik bukan? Segeralah berwisata ke lokasi sejarah ini di daerah Jawa Barat. (id.wikipedia.org/rmb)

SENDANG GILA PESONA AIR TERJUN

Tak ada hentinya jika anda selalu mengikuti pesona alam yang ada di wilayah timur Bali dan sekitarnya, Lombok. Anda akan dibuai dengan nyanyian pantai dan gunung yang menghiasi langit di Mataram, Nusa Tenggara Barat tersebut.

Perhatian kini beralih ke wajah pegunungan. Setelah perjalanan sekitar 3 jam perjalanan dari Mataram, kendaraan berhenti di Senaru, desa kecil di kaki Gunung Rinjani, gunung ketiga tertinggi di Indonesia.

Meski letaknya terpencil, tergolong bersih dan asri besrta udaranya yang sejuk, Senaru juga dilengkapi dengan beberpa guest house dan kantor-kantor yang menjual jasa pemandu pendakian dengan tulisan berbahasa Indonesia ataupun Inggris.

Di kawasan ini terdapat obyek wisata yang cukup menarik, Air Terjun Sendang Gila. Anda hanya dikenakan biaya tiket masuk Rp. 1000,- dan kemudian dipersilahkan menuruni lembah lewat sebuah jalan tangga, selama 15 menit. Anda akan takjub ketika berada di lembah, terlihat garis putihdi tebing, Air Terjun Sendang Gila yang ingin anda nantikan sebelumnya. Sekitar 30 meter saja jarak kururan airnya dan sangat banayak pengunjung di sana bermandian untuk mersakan lebih dalam kecintaanya dengan alam.

Tanpa terasa, hari semakin mengarah petang. Seiring dengan langkah kai meniti anak tangga, deburan air terjun masih terdengar sayup-sayup di telinga anda terbuai dengan alunan nyanyian alam raya yang merdu, menenangkan jiwa dan adanya kosmologi yang naturalisme. Cukup menarik bukan? jika anda tertarik, silahkan memasukkan tempat wisata Sendang Gila dalam agenda liburan anda. Apalagi bersebelahan dengan Bali. (tamasya/rmb)

KEDISAN-BALI

Kedisan merupakan daerah nelayan dan pertanian, dimana komunitasnya hampir berada langsung di bawah Penelokan (3 km). Memiliki kios makanan, pasar, perkebunan yang luas (jeruk, jagung, kacang), toko souvenir, terminal bemo, tempat parkir luas, pelayanan tiket, pelabuhan kapal yang tersedia untuk anda, selaku pengunjung Pulau Dewata ini. Udaranya sangat sejuk dan menyenangkan. Memiliki nomor akomodasi, beberapa disetting secara atraktif hanya satu menit dari air.

Ini adalah tempat terbaik untuk menetap jika anda berencana untuk menyebrangi danau dengan boat. Danaunya bersih dan bagus untuk dipakai berenang. Kadang sedikit bising oleh suara lolongan anjing di malam hari dan suara ayam jantan di pagi hari. Parkirlah selalu kendaraan anda di dalam lingkungan hotel, pasti akan aman. Restoran merupakan tempat pertemuan yang mengasyikan.


Di daerah Buahan, 2 km dari Kedisan di tepi barat danau, terdapat 7 ruangan Homestay Buahan yang bagus, bersih, ramah dan sunyi. Jalan aspal dari Kedisan menuju Buahan dan Abang sangat panjang, daratan luas diantara danau, perkebunan dan pegunungan. Abang sekitar 6 km dari kedisan dan2 km sebelum Trunyan. Jalan kaki dari Kedisan ke Abang dan balik lagi memakan waktu kira-kira 2,5 sampai 3 jam.

Setelah anda mengunjungi Trunyan, lanjutkan ke Abang dan bernegosiasi untuk mendapatkan kano atau boat kembali ke Kedisan atau menyebrangi Toya Bungkah. Dari Toya Bungkah, kira-kira 7 km menyusuri terasiring kembali ke Kedisan.

Dari sini, teruskan ke jalan raya Denpasar-Kintamani, perjalanan yang indah di atas danau. Satu jam perjalanan dari Segara Hotel menuju jalan setapak ke pegunungan, kemudian beberapa jam lagi ke jalan raya Denpasar-Kintamani. Mintalah keterangan pada pemandu di Abang atau Kedisan Hotel.

Untuk wisata danau beli tiket dengan harga yang normal di pelayanan tiket Kedisan, dekat dengan pelabuhan kapal. Semuanay ada 82 kapal. Dua jam tur untuk max 7 orang menuju Trunyan, mata air panas dan kembali ke Kedisan

Akan lebih mudah bagi anda pergi ke trunyan dan kembali (20 menit perjalanan). Kapalnya hanya 500 m dari pengionapan Segara. Jika anda suka keramaian, hari Minggu adalah hari yang tepat. Hati-hati dengan orang yang mencoba menjual tiket dengan harga yang lebih mahal.

Menjalankan kano sendiri bukanlah pilihan yang baik, meskipun lebih murah, namun anda harus siap untuk mengayuh kano sepanjang menyebrangi air yang mungkin saja oleng ketika angin brtiup. Jangan coba mengayuh kano untuk nyebrang meskipun anda cukup kuat. Tidak jadi masalah jenis boat yang anda gunakan, namun perlu diingat pakailah jeans untuk melindungi anda dari kebekuan.

Masih ada alternatif lain untuk menyebrangi Trunyan selain boat. Naiklah bemo atau motor anda dari Penelokan ke buahan. Teruskan dengan jalan kaki kira-kira satu jam ( 7 km ) sepanjang tepi danau memasuki jalan setapak menuju Trunyan. Jika mengambil jalan dari utara Kedisan ke toya Mampeh akan lebih jauh, melewati Songan lalu balik lagi ke Kedisan via Toya Bungkah. (tourdebali.com/rmb)

PARE PARE

Pare Pare bukanlah sebuah nama sayuran yang biasa kita kenal dengan Sayur Pare. Pare Pare merupakan sebuah kota di utara Makassar dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan dijadikan sebagai tempat transit dalam perjalanan menuju Tana Toraja. Berbagai objek wisata tersajikan dalam area Pare Pare.

Pare Pare memiliki peranan yang penting dalam sejarah Makassar. Pare-pare adalah pelabuhan besar ke dua setelah Ujung Pandang sekarang terkenal sebagai pusat dagang penting dan tempat singgah utama bagi wisatawan, antara Ujung Pandang dengan Toraja. Tersedia banyak restoran hasil laut yang baru di bangun dengan harga terjangkau.

Selain itu, berpengaruh terhadap sejarah masuknya agama Kristen di lingkungan kerajaan serta bangsawan. Pada saat itu, tahun 1543 dipegang oleh Raja Suppa, yang bertepatan dengan kejayaan Kerajaan Suppa.

Banyak pemandangan kota dan teluk dilihat dari arah bukit ke arah utara Teluk juga dapat dinikmati dari arah laut. Di tempat ini juga dapat dinikmati matahari tenggelam dan pasak dikala malam. Ada juga pulau kecil di seberang Pare Pare, Pulau Ujng Lero, yang menjadi pesona tersendiri kehidupan masyarakat nelayan.

Obyek wisata lainnya adalah sekitar 10 menit dari Pare Pare terdapat sebuah pantai yang dinamakan Pantai Lumpue. Tarif untuk masuk ke lokasi ini Rp. 1500,-, disertai fasilitas penyewaan ban Rp. 5000,- dan penyewaan gubuk kecil sebagai tempat istirahat dengan tarif Rp. 5000,-. Bagi anda yang tertarik untuk mengetahui dan menemukan keindahan alam Pare Pare.(geocities.com/rmb)

TAMAN WISATA KUMKUM

Wilayah Kalimantan sangat identik sekali dengan kekayaan alam yang berupa hutan dan beraneka satwa marga. Hal tersebut telah terbukti di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu Palang Karaya. Dengan adanya keunikan akan alam, maka lokasi yang demikian itu oleh masyarakat setempat beserta pemerintah kota dijadikan sebagai tempat-tempat wisata.

Kumkum adalah salah satu tempat wisata yang berada di Palang Karaya, yang mampu mengeksploitasi keindahan alamnya dengan didirikannya berbagai gubuk di atas Sungai Kahayan beserta tanaman karet homogenitas. Kesemuanya itu selalu berada di atas panggung dari kayu.

Di atas gubuk kayu tersebut, para pengunjung dapat menyaksikan aktivitas para nelayan, sebuah pagelaran yang berupa live musik pada panggung Flexiholix disertai dengan sajian makanan-minuman yang tersedia di area tersebut.

Selain itu, Kumkum merupakan area bagi kehidupan aneka fauna di Palang Karaya, seperti Buaya, Kuskus, Monyet, Burung Tingang dan lain sebagainya. Oleh karena itu, objek wisata Kum-kum dapat dikatakan pula sebagai kawasan Kebun Binatang Palang Karaya. (rmb/mi)

DANAU TAHAI

Kalimantan merupakan wilayah timur Indonesia yang cukup potensial dalam sumber daya alamnya, terutama pelestarian hutan. Salah satu area hutan yang dijadikan sebagai objek wisata di Kalimantan adalah Danau Tahai.

Obyek wisata Danau Tahai terletak di desa Tahai, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, berjarak sekitar 29 Km dari Pusat Kota Palangka Raya. Untuk mencapai ke lokasi sangat mudah, yaitu hanya memakan waktu ± 30 Menit baik dengan menggunakan Kendaraan Roda dua
maupun kendaraan roda empat, dengan kondisi jalan aspal yang cukup bagus.

Kemungkinan, kata Tahai berasal dari Bahasa Dayak yang berarti danau. Berdasarkan mitologi masyarakat, Danau Tahai terbentuk karena adanya genangan air yang berupa galian pasir , sehingga tidak mengalir menuju sungai berikutnya.

Sangat banyak memang jumlah Tahai di Kalimantan Tengah ini, namun yang sangat diminati oleh para pengunjung adalah Danau Tahai. Lokasinya menuju ke arah Sampit dan tidak jauh dari jalan raya, sekitar 3 km masuk ke dalam. Danau ini, telah memanjakan para pengunjungnya dengan nuansa alami hutan yang sangat lebat, jembatan di atas danau, kerta air, beberapa gubuk yang diperuntukan bagi anda dalam melepas kelelahan dan disertai dengan berbagai penginapan yang relatif murah harganya. (indonesia.go.id/rmb)

PANTAI SENGGIGI PULAU LOMBOK

Mengarungi Selat Lombok dengan feri mempunyai daya tarik sendiri. Memang selama hampir lima jam anda akan diombang-ambing oleh ombak besar. Tetapi hal itu lah yang menjadi tantangan dan daya tarik perjalanan anda tentunya, selain menikmati pemandangan di pulau-pulau kecil di wilayah Bali-Lombok.

Namun, besarnya hantaman ombak tampaknya tidak begitu terasa setelah anda menyaksikan ratusan ikan lumba-lumba yang menari-nari di tengah laut. Rasanya anda ingin terjun ke laut dan menangkap lumba-lumba tersebut. Sekitar enam kilometer sebelum memasuki Pelabuhan Lembar, Lombok, anda pun dapat melihat hamparan ladang budidaya mutiara yang sebagian besar adalah milik orang-orang Jakarta.

Dari sekian banyak obyek wisata di Lombok Barat, Senggigi, tampaknya menjadi pilihan kebanyakan wisatawan sebagai tempat beristirahat. Letaknya strategis dan untuk sampai ke tempat ini dari kota Mataram hanya butuh waktu sekitar 15 menit. Dalam perjalanan dari Mataram menuju Senggigi, anda melewati Pura Batu Bolong, yang terletak di atas batu yang menjorok ke laut. Konon Batu Bolong merupakan legenda putri-putri cantik yang melemparkan dirinya ke laut, karena patah hati.

Di dekat pura ini, terdapat sebuah bukit yang menjorok ke laut, yang disebut Tanjung Senggigi. Dari tempat itu, selepas mata memandang kita bisa melihat Gunung Agung yang ada di Bali, bagai menjulang dari permukaan laut. Matahari terbenam (sunset) menjadi pemandangan khas Senggigi. Setiap Sabtu malam atau hari-hari libur, lokasi ini juga dijadikan sebagai tempat rendezvous (tempat ngumpul) anak-anak muda dari seluruh pelosok Lombok.

Pantai Senggigi mempunyai karang laut yang indah. Tidak jauh dari sini kita juga bisa menikmati Pantai Mangsit, Senggigi bagian utara, yang tidak kalah indahnya. Semakin ke utara, pemandangan pantainya semakin berubah jadi berwarna putih dihiasi jejeran pohon kelapa. Dari Pantai Senggigi kita dapat melihat Pulau Bali. Selain itu pantai ini kaya akan kerang laut dan merupakan tempat tinggal beraneka ragam biota laut.

Cukup menarik bukan? jika anda tertarik, silahkan memasukkan alternative tempat wisata Pantai Senggigi dalam agenda liburan anda. (liburan.info/rmb)

PANTAI BATU BERDAUN

Sebelum anda mengetahui lokasi wisata di Pulau Bangka, ketahuilah sejarah terbentuknya kepulauan tersebut. Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia, yang terdiri dari Pulau Bangka dan Belitung serta beberapa pulau kecil yang terletak di bagian timur Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkal Pinang. Provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2002.

Pulau Bangka sangat terkenal dengan keindahan pantainya. pada umumnya pantai di Bangka berpasir putih dan halus namun ada juga yang berwarna kuning keemasan seperti bulir padi. pantainya landai dengan ombak lumayan besar dan dikelilingi oleh batu vulkanik yang unik dan indah.

Bagi anda penggemar traveling, tak ada salahnya berkunjung ke Pantai Batu Berdaun, Kepulauan Bangka. Pantai yang cukup unik ini, memiliki kekhasan dengan adanya pepohonan yang tumbuh di atas bebatuan. Selain itu, letaknya bersebelahan dengan Pantai Parai Tenggiri.

Lokasi tepatnya Pantai Parai Tenggiri berada di teluk kecil berapit batu karang kawasan Matras. Oleh karenanya anda dan keluarga tak perlu khawatir ketika berada di wilayah wisata ini, berbagai fasilitas wisata telah tersedia di dalamnya, antara lain hotel berbintang 4, Hotel Parai Indah, yang dilengkapi dengan Kolam Renang, Cottages, Diskotik,Restaurant dan fasilitas lainnya. Panorama seperti ini, tak hanya menampilkan keindahan alamnya saja, melainkan kenyamanan bermalam pula yang selalu disajikan bagi anda disaat berlibur ke Pulau Bangka.

Cukup menarik bukan? jika anda tertarik, silahkan memasukkan alternative tempat wisata Pantai Batu Berdaun dan Tenggiri dalam agenda liburan anda. Sebagai inspirasi perjalanan anda berikutnya, tentunya!. (id.wikipedia.org/rmb)

PURA PENATARAN AGUNG PED

Tak akan sama jika anda bepergian ke tiap daerah pelosok nusantara, Pura Penataran Agung Red misalnya. Sebagai inspirasi perjalanan anda berwisata ke Bali dari Pulau Dewata hingga wilayah pelosok terkenal tersebut.

Di sebuah desa, tepatnya di Desa Ped, Sampakan, Nusa Penida, terdapat sebuah pura yang terkenal di seluruh pelosok Bali. Pura Penataran Agung Ped, berjarak hanya sekitar 50 meter dari selatan bibir Pantai Lautan Selat Nusa.

Memiliki pengaruh yang kuat bagi masyarakat pelosok Bali, pura tersebut selalu dipadati umat Hindu untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, kerahayuan dan ketenangan. Hingga saat ini, pura ini merupakan salah satu objek wisata spiritual yang paling diminati wisatawan.

Pura ini terdiri dari empat bagian. Pura Segara, Pura Taman, Pura Ratu Gede dan Pura Penataran Agung. Pura Segara dijadikan tempat berstanaya Batara BBaruna. Pura Taman dengan kolam mengitari pelinggih yang ada di dalamnya, sebagai tempat penyucian. Pura Ratu Gede sebagai simbol kesaktian penguasa Nusa pada zamannya. Sedangkan Pura Penatran Agung yang merupakan linggih Batara-batara pada waktu ngusaba.

Pura yang dibangun sejak ratusan tahun lalu ini, sudah mengalami perbaikan diberbagai sudutnya, kecuali benda-benda yang dikeramatkan. Salah satunya adalah Arca Ratu Gede Mecaling yang ada di Pura Ratu Gede tidak ada seorang pu yang berani menyentuh arca tersbut.

Bali, memanglah lokasi wisata yang identik dengan wahana spiritualitas Hindu dan mampu menarik perhatian para pengunjungnya, termasuk anda bukan! Selamat menikmati perjalanan menarik dan indah di Bali tersebut. (temasya/rmb)

BENTENG OTAHANA

A. Selayang Pandang

Dalam sejarah, Indonesia dahulunya pernah dijajah oleh Portugis. Oleh karena itu, terbentuklah sebuah benteng pertahanan di Provinsi Gorontalo yang dinamakan Benteng Otahana. Benteng ini telah dibangun sekitar tahun 1522 M oleh Raja Ilato atas prakarsa para nahkoda kapal Portugis. Benteng ini dibuat dari bahan-bahan berupa pasir, batu kapur dan telur burung maleo sebagai semen atau bahan perekatnya.

Menurut cerita, Raja Ilato memiliki dua orang putri dan seorang putra, yaitu Ndoba, Tiliaya dan Naha. Ketika berusia remaja, Naha pergi merantau ke negeri seberang, sedangkan kedua saudara perempuannya tinggal di wilayah Kerajaan Gorontalo. Singkat cerita, tahun 1585, Naha kembali ke negerinya dan memperistri Ohihiya. Hasil perkawinan mereka melahirkan Paha (Pahu) dan Limonu. Suatu ketika, terjadi perang melawan pemimpin transmigran, Hemuto. Naha dan Paha tewas dalam perang tersebut. Limonu pun menuntut balas atas kematian ayah dan kakaknya.

Dalam perang melawan Hemuto, Naha, Ohihiya, Paha, dan Limonu memanfaatkan ketiga benteng tersebut sebagai pusat kekuatan pertahanan. Untuk mengenang perjuangan mereka, ketiga benteng di atas diabadikan dengan nama benteng Otahana, Otahiya, dan Ulupahu. Namun, dalam perkembangannya, benteng ini lebih dikenal dengan nama Benteng Otahana.

B. Keistimewaan

Benteng Otahana terletak di atas sebuah bukit. Untuk sampai ke puncak Benteng Otahana, pengunjung harus mendaki dengan melawati 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga. Uniknya, jumlah anak tangga pada setiap persinggahan tidak sama. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, dari persinggahan I ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, dari persinggahan II ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan dari persinggahan III ke persinggahan IV terdapat 89 anak tangga. Selanjutnya, untuk sampai ke area benteng terdapat 71 anak tangga.

Benteng Otahan terletak di atas perbukitan Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Gorontalo. Benteng Otahana terletak sekitar 8 km dari Kota Gorontalo. Untuk sampai ke lokasi, pengunjung dapat menyewa bentor (becak motor), karena tidak tersedia kendaraan umum, dengan waktu tempuh sekitar 20 menit.(wisatamelayu.com/rmb)

Gorontalo

Gorontalo terletak di wilayah Sulawesi bagian utara yang sebelumnya termasuk Kabupaten Sulawesi Utara. Sebelumnya Gorontalo memiliki sejarah yang sama seperti daerah lainnya di Indonesia, yaitu pernah dijajah oleh Belanda dalam kurun waktu yang cukup berkepanjangan. Akan tetapi, kota ini lebih dahulu merdeka pada tahun 1942, ketimbang Indonesia sendiri. Hal ini akibat perjuangan dari Kusno Danupoyo dan Nani Wartabone, yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Pentadio Resort merupakan salah satu lokasi objek wisata bertaraf internasional di Kecamatan Telagabiru, Kabupaten Gorontalo. Petandio dibangun dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp 15 miliar dengan dana APB Kabupaten Gorontalo. Namun peresmian Pentadio Resort dilakukan oleh Drs. Jusuf Kalla, selaku Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 25 Februari 2004. Petandio tepatnya terletak di kawasan Danau Limboto. Selain strategis, tempat ini terlihat sangat menarik.

Fasilitas yang ada di Pentadio Resort ini, antara lain, restauran, toko suvernir, kolam renang, pondokan, sauna, air mancar, lokasi pemancingan, dan bak air panas. Di lokasi ini juga terdapat sumber air panas yang mengalir ke Danau Limboto. Di lokasi tersebut para pengunjung dapat menyaksikan semburan mata air yang cukup panas sehingga dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Mereka dapat menikmati siraman air dari sumber mata air yang cukup hangat yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit.

Melihat obyek wisata ini semakin ramai dikunjungi para wisatawan, baik lokal maupun manca negara pada tahun 2003, Pemerintah Daerah Gorontalo merenovasi dan melengkapi obyek wisata ini dengan berbagai macam fasilitas penunjang yang dapat memanjakan para pengunjung. Pembangunan obyek wisata ini dan berbagai fasilitasnya menghabiskan biaya sekitar 15 miliar rupiah yang diambil dari APBD Kabupaten Gorontalo

Di kawasan Pentadio Resort ini para pengunjung dapat menyaksikan semburan mata air panas yang mengandung belerang yang dapat digunakan untuk merebus telur hingga matang. Para Pengunjung juga dapat menikmati siraman air dari sumber mata air yang cukup hangat yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit. Di samping itu, kawasan ini juga dilengkapi berbagai macam fasilitas yang bertaraf internasional dan dikelola secara profesional, sehingga para pengunjung dapat melakukan aktivitas santai lainnya dengan nyaman, seperti mandi uap, mandi celup, berenang di kolam renang air panas atau di kolam renang air dingin, memancing, dan bersepeda air. Bagi pengunjung yang ingin menyalurkan hobi menyanyi, di lokasi ini juga tersedia pub dan karaoke. (wisatamelayu.com/rmb)

KERATON YOGYAKARTA

Sebagai orang awam tentu saja jika beranggapan bahwa Yogyakarta identik sekali dengan Keraton. Hal itu memang benar karena hampir setiap permasalahan yang terjadi di kota ini, Keratonlah yang akan memberikan jawaban atas kejadian tersebut. Karena daerah ini sebagai Daerah Istimewa Yogyakrta, dengan pusat pemerintahannya adalah Kesultanan. Sehingga wajar saja jika Keraton mempunyai kesakralan bagi masyarakat Yogyakarta pada khususnya.

Dahulu Yogjakarta pernah menjadi Ibukota Indonesia (1946-1949). Dikarenakan adanya berbagai hal, maka Soekarno-Hatta beserta para pemuda yang melakukan pergerakan nasional disaat itu pula memindahkan pusat pemerintahan Indonesia di Kota Jayakarta, sekarang menjadi DKI Jakarta.

Keraton adalah tempat kediaman raja dan ratu tinggal. Arsitektur istana ini adalah Sultan Hamengkubuwono I sendiri, yang merupakan pendiri dari kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat. adalah seorang figur politisi yang terkenal dan merupakan pemimpin Indonesia. Museum ini terdiri dari berbagai Pusaka yang sakral, hadiah dari kerajaan asing, gamelan, kereta kerajaan dan beberapa foto keluarga kerajaan sesuai susunan keluarga. Di dalam Keraton sendiri terdapat sebuah museum yang diperuntukan kepada Sultan Hamengkubuwono X dari Sultan Hamengkubuwono IX.

Beberapa bagian Keraton memiliki makna dan bentuk-bentuk yang unik, diantaranya adalah Pintu Gerbang Donopratopo yang berarti "seseorang dapat dikatakan baik jiia ia selalu memberikan kepada orang lain dengan ikhlas dan mampu menghilangkan hawa nafsu", Kemudian dua patung raksasa yang terdapat di samping, salah satunya berwujud kejahatan dan yang lain berwujud kebaikan. Selain itu, anda juga dapat menyaksikan peninggalan budaya dari kerajaan Keraton yang lain seperti Gedong kuning, Alun-alun Utara, Alun-alun Selatan, mitologi masyarakat mengenai dua buah pohon cemara dan lain sebagainya.(rmb/mi)

BOROBUDUR

Setelah kita mendengar nama Borobudur, tentu tahu dan sangat mengenalnya, yaitu sebutan untuk sebuah candi ajaran Budha yang terletak di wilayah Magelang, Jawa Tengah. Namun, lokasi Candi Borobudur termasuk dalam sejarah budaya Yogyakarta. Selain letaknya yang dekat dengan Yogyakarat, 40 km di sebelah barat laut, tempat ini merupakan tempat pemujaan para raja. Sehingga candi identik sekali sejarah dan kebudayaan Yogyakarta.

Sebutan untuk Borobudur kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yang berarti gunung (bhudara) dan berbentuk seprti teras-teras. Kata borobudur diperkirakan berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata Vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhurartinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam Bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Struktur Borobudur

Candi Borobudur berbentuk punden berundak-undak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar, empat lantai dengan dinding berelief di atasnya yang dinamakan Rupadhatu dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa. Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini, diduga dulu ada sebuah patung penggambaran Adibuddha. Patung ini dikenal dengan nama Unfinished Budha. Sedangkan bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kamaatau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi.

Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem. Secara runtutan , maka cerita pada relief candi sebenarnya terbagi atas sebagai berikut : Karmawibhangga, Lalitawista,Jataka dan Awadana, Gandawyuha. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia. (wikipedia.org/rmb)

THE LOST WORLD

Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.

Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).

Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.

Membentang di hutan dataran rendah dengan luas 125,000 hektar lebih, memang identik dengan Gajah Sumateran, karena di suaka alam ini terdapat sekolah gajah. Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya.

Bila ingin merasakan sensasi berada di atas punggung gajah, kita dapat mengikuti paket menunggang gajah (Rp. 5,000/orang). Pusat latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan. Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran), padang rumput dan hutan mangrove.

Atraksi budaya di luar taman nasional:Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juli s/d September setiap tahunnya.

Cara pencapaian lokasi :

Cara pencapaian lokasi: Bandar Lampung-Metro-Way Jepara menggunakan mobil sekitar dua jam (112 km), Branti-Metro-Way Jepara sekitar satu jam 30 menit (100 km), Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar tiga jam (170 km), Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar dua jam.(dephut.go.id/dni)

SEMBURAN MERAPI

Pesona Yogyakarta sangat berbeda sekali dengan pesona nusantara lainnya yang mungkin dapat kita jumpai. Gunung Merapi misalnya, gunung berapi dengan ketinggian sekitar 3000 m dan merupakan satu-satunya yang paling aktif di seluruh dunia ini, hanya terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain itu panorama Gunung Merapi dapat pula dinikmati dari kawasan kota-kota lain, seperti Sleman, Magelang, Klaten bahkan Boyolali.

Bagi masyarakat Jawa pada umumnya dan masyarakat DIY sendiri pada khususnya memiliki kebudayaan religi yang cukup kuat mengenai Gunung Merapi. Keberadaan gunung ini selalu berhubungan dengan berdirinya bangunan Kraton. Konon, dari pihak Kraton ataupun masyarakat setempat meyakini bahwa meraka harus sering malakukan penembahan (budaya religi) selama setahun sekali tepatnya pada bulan Rejeb, agar "Penguasa Gunung" tidak marah, dengan kata lain meletus. Sama halnya dengan "sedekah laut" sebagai panembahan kepada Ratu laut Selatan, yang dilakukan sebagai penghalang adanya bencana alam dari lau, yaitu tsunami.

Gunung Merapi tidak hanya terlihat dengan nilai religinya saja, namun lokasi Gunung Merapi menyediakan berbagai objek wisata. Beberapa area yang menjadi objek wisata kawasan Wisata Gunung Merapi yaitu, Wisata Kaliurang, Kaliadem, Kalikuning, Pendakian Alam Gunung Merapi dan lain sebagainya. Tak hanya itu, kawasan wisata telah dikelola sebaik mungkin oleh pemerintah setempat dengan memberikan fasilitas penginapan, cafe, rumah makan dan "Gardu Pandang" (tempat untuk memandang Gunung Merapi dengan dekat) di sekitar lokasi obyek wisata.

Diantara objek wisata yang ada di kawasan Gunung Merapi, hanya Kaliurang yang paling banyak diminati oleh para remaja. Selain memang lokasinya mudah dijangkau dan dekat dengan Kota Yogyakarta, kaliurang memiliki banyak fasilitas. Bagi setiap pengunjung dapat menikmati kesejukan dan keindahan alamnya di atas "Gardu Pandang", cafe yang menyediakan teh poci untuk sekedar kumpul, Goa Jepang dan sering diadakan event-event pagelaran seni para remaja.

Kejadian yang selalu terkenang tentang Yogyakarta dengan Merapinya adalah pada tahun 2006, yaitu hampir setiap orang di sana mengalami kepanikan yang cukup dahsyat. Meskipun demikian, banyak pula para pengunjung wisata ingin langsung menyaksikan sebulan api dan keluarnya lahar merah dari Gunung Merapi disertai keluarnya wedus gombel (asap dari sebulan api). Begitu menakjubkan panorama yang seperti itu jika disaksikan di atas "Gardu Pandang" ataupun dari wilayah barat Yogyakarta, yaitu Magelang. (rmb/mi)

Benteng Marlborough Bengkulu

Bengkulu adalah sebuah provinsi yang ada di Pulau Sumatera, Indonesia dan patut anda jumpai. Di masa lalu daerah ini pernah menjadi ajang persaingan dagang antara Inggris dan Belanda. Mereka berusaha untuk menguasai komoditi (lada) yang ada di sana. Tahun 1664 Belanda dengan VOC-nya mendirikan kantor pelelangan di sana. Tahun 1670 Sultan Banten mengeluarkan peraturan transaksi lada yang baru. Peraturan itu membuat pihak Belanda mengalami kerugian. Untuk itu, pada tahun yang (1670) Belanda meninggalkan Bengkulu. Mereka pergi ke Banten dengan tujuan menguasainya.

Sebagai peninggalan paling berharga dari Inggris, Kota Bengkulu dijadikan markas besar dengan didirikannya Benteng Marlborough yang didirikan oleh East Indian Company (EIC) pada tahun 1713--1719 dibawah pimpinan Gubernur Joseph Callet. Benteng ini konon merupakan benteng terkuat Inggris di daerah Timur setelah Benteng St. George di Madras (India).

Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi Samudera Hindia. Benteng ini pernah diserang dan sebagian dibakar oleh rakyat Bengkulu yang membuat penghuninya menyelamatkan diri ke kapal-kapal mereka dan pergi ke Madras. Mereka baru kembali tahun 1724 setelah perjanjian “diperbaiki”. Pada 1793 serangan besar-besaran dilancarkan lagi yang membuat seorang opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas dan tahun 1807 Residen Thomas Parr pun terbunuh pula. Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris.

Sebagai benteng pertahanan, Marlborough masih berfungsi terus pada masa kekuasaan Hindia-Belanda (1825--1942), Jepang (1942--1945), bahkan pada perang kemerdekaan Republik Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948 benteng itu manjadi markas Polisi Republik Indonesia. Namun, pada tahun 1949--1950 Benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi, pada tahun 1950 Benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD, hingga tahun 1977 diserahkan kepada Dipdikbud untuk di pugar dan dijadikan bangunan Cagar Budaya.


Untuk lebih jelasnya, gunakanlah waktu luang anda untuk berlibur dan bersandar di Kota Bengkulu. Pesona tersendiri pastinya akan tercipta di sana. Apalagi jika anda seorang peneliti kebudayaan sejarah nusantara, tempat ini sangat tepat sebagai exploitasi anda lebih jauh mengenai Benteng Marlborough, Bengkulu. (uun-halimah.blogspot.com/rmb)

BATIK SAMARINDA

Selain Sarung, Batik Kaltim pun ikut berperan dalam perekonomian masyarakat Samarinda. Karena memang kerajinan tradisional ini sudah terjadi sejak nenek moyang mereka.

Berbagai corak telah ditawarkan dan dikukuhkan dalam wadah UKM masyarakat Samarinda sendiri. Untuk mengenal lebih jauh ajaklah keluarga atau pun kerabat anda untuk berkunjung ke lokasi penghasil Batik Samarinda.

Industri Batik Kaltim yang menghasilkan lebih kurang 1.500 meter per bulan, lokasinya terletak di Jalan Nuri No. 205 Samarinda dengan Show Roomnya di Jalan Aminah Syukur No. 08 Samarinda, Kalimantan Timur. Daerah di komplekini terkenal pula pabrik pengolahan minyak kelapa.

Sangat menarik memang untuk berpetualang ke seberang Pulau Jawa, Samarinda tepatnya. Apalagi jika anda seorang penggemar pakaian yang berciri khas tradisional daerah tersebut. Belilah beberapa Batik Samarinda untuk keluarga tercinta anda di rumah. Selamat berburu batik! (id-eastkalimantan.blogspot.com/rmb)

FESTIVALTABOT

Disaat menyambut bulan Muharam, Provinsi Bengkulu biasanya dipadati lautan manusia. Penduduk setempat dan wisatawan tumpah-ruah merayakan Festival Tabot yang tiap tahunnya selalu diadakan.

Festival Tabot digelar untuk mengenang peristiwa tragis yang menimpa Hasan Husein (cucu Nabi Muhammad saw). Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Muharam 61 Hijriah, saat rombongan Husein sedang dalam perjalanan ke Irak. Tiba-tiba pasukan tersebut digempur pasukan Yazid di Padang Karbala, dan Hasan pun gugur.

Nama Tabot diambil dari bahasa Arab, yaitu At-Taubatyang berarti miniatur keranda kematian bertingkat untuk mengenang Hasan Husein. Kebudayaan ini dibawa dan diperkenalkan di Bengkulu oleh pendakwah dari Punjab, India, tahun 1336 Masehi dan juga oleh pasukan Gurkha (tentara bayaran Inggris) tahun 1685.

Biasanya, rangkaian acara dalam Festival Tabot dilaksanakan dari tanggal 1-10 Muharam. Adapun prosesinya terdiri dari pengambilan Tanah Tapak Paderi untuk ditempatkan pada Grega (bangunan keranda tempat jenazah Husein), dan pembuatan tabot. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan tabot-tabot kecil ke tabot-tabot utama, pengarakan tabot keliling kampung di Kota Bengkulu, penilaian tabot, dan pembuangan tabot di Padang Karbela, sekitar tiga kilometer dari lokasi Festival Tabot.

Pengarakan 100 tabot ke tempat pembuangan, yaitu Padang Karbela merupakan acara puncak dari Festival Tabot. Peristiwa tahunan itu menjadi tontonan menarik bagi masyarakat, dan belakangan juga digemari wisatawan domestik dan mancanegara. Ratusan, bahkan ribuan orang tumpah-ruah di sepanjang jalan dan lapangan untuk menyaksikan berbagai tahapan prosesi dalam acara tersebut.

Mereka tidak hanya senang menyaksikan keramaian, tetapi juga rangkaian prosesi dan juga hiasan di permukaan tandu-tandu yang digotong peserta festival. Maklum, tabot yang terbuat dari bambu dihiasi meriah dan unik dengan kertas warna-warni. Pada malam hari saat tabot utama dan tabot kecil dipamerkan, terlihat lampu yang gemerlapan dan berkerlap-kerlip menghiasi kegelapan malam.

Suasana menjadi semakin meriah dan menarik karena iringan tabot ditemani suara alat musik dol (berbentuk tambur bulat yang dibuat dari akar bagian bawah pohon kelapa).

Apalagi, Festival Tabot mengetengahkan pula beragam perlombaan, seperti lomba delman hias, rebana, tari tabot, dan beragam acara seni lainnya. Setiap tahun, acara-acara itu dipusatkan di depan Balai Raya Semarak Bengkulu (rumah kadiaman Gubernur Bengkulu), tepatnya di lapangan Tugu Merdeka Bengkulu. (Yovi Guantara/B-2/rmb/mi)

BUDAYA DAYAK TETAP EKSIS

Hingga kini, masyarakat Desa Pampang belum meninggalkan tradisi leluhurnya. Setiap tahun, ritual adat masih digelar untuk mempertahankan warisan budaya.

Ketua Adat Desa Pampang Martin Abad mengatakan walaupun tanah yang mereka pijak saat ini sudah jauh dari tanah leluhur, tradisi nenek moyang masih dipegang teguh. Setiap tahun mereka selalu menggelar Upacara Pelas Tahun yaitu ungkapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang baik.

Ada pun tradisi berumur ratusan tahun lainnya seperti Upacara Junan juga masih diadakan. Junan ialah ritual mengambil gula dari batang tebu dengan cara diperas memakai kayu ulin.

Setiap Minggu, Desa Pampang menggelar pertunjukan budaya di Lamin Adat, rumah khas Dayak yang dijadikan panggung pertunjukan. Penduduk menyuguhkan atraksi kesenian dan tarian seperti Kancet Lasan, Kancet Punan, Pemung Tawai, Enggang Terbang, dan Manyam Tali.

Dalam acara tersebut, penduduk dewasa dan anak-anak mengenakan pakaian adat. Jika pengunjung ingin mengambil gambar atau foto bersama, dikenai biaya Rp20 ribu - Rp50 ribu. Atraksi kesenian itu murni diadakan dengan biaya dari desa. Biaya tersebut dikumpulkan dari hasil pendapatan tiket masuk wisatawan Rp. 5.000,- per orang.

Pertunjukan semacam itu memang masih menarik minat wisatawan. Hal ini menunjukkan keeksistensian Budaya Dayak harus terus dibudidayakan dan dijadikan sebagai aset budaya nusantara tiada setaranya. (Mon/M-1/rmb/mi)

JAJANAN KHAS SAMARINDA

Pernah dengar Jaring? Mungkin sebagian orang menganggap jaring untuk menangkap ikan. Tapi yang satu ini sangat berbeda. Di Samarinda, Kalimantan Timur, Jaring adalah istilah yang digunakan untuk sebuah nama makanan ringan yang dapat anda jadikan oleh-oleh nantinya.

Bagi warga Samarinda Jaring sudah menjadi makanan yang tak asing lagi. Jaring adalah jengkol rebus yang diberi bumbu dari santan kelapa yang kental, lebih nikmat bila ditambahi garam dan merica. Salah satu tempat yang menjual jaring yang sangat enak yaitu di jl. P. Antasari no. 34, Samarinda.

Mereka sudah menjual jaring lebih dari 20 tahun yang lalu, yaitu sejak orang tua mereka. Sekarang, kadang kamu harus memesannya terlebih dahulu untuk dapat menikmatinya atau membawanya pulang. Jaring di sini dijual jam 3 sore, dan biasanya hanya berselang satu jam saja sudah habis terjual.

Selain jaring, di tempat ini dijual pula jajanan khas Samarinda lainnya seperti: sanggar banyu, pepare, bongko, nasi kebuli, ongol-ongol, dan sebagainya. Semua serba enak dan membawa kenangan masa lalu. (samarindaonline.blogspot.com/rmb)

TOKO YEN-YEN

Toko oleh-oleh yang berlokasi di daerah Gudang Garam ini, tersohor dengan keripik pisang dan sambal home madenya yang lezat. Keripik pisang Yen-Yen ini sangat digemari karena rasanya gurih dan renyah.

Tersedia dalam empat rasa, yaitu asin, manis, coklat, dan keju. Ada pula sambal goreng udang, lempok durian, emping pedas manis, otak-otak goreng dan lain sebagainya. Sesuai selera anda, Toko tersebut siap melayani dengan cuma-cuma.

Toko Yen-Yen bahkan memiliki layanan delivery antar pulau. Untuk pengantaran ke Jakarta, tarifnya sekitar Rp. 12.500,- per 10 kg, untuk Bekasi dan Tanggerang Rp. 20.000,- s/d Rp. 22.500,- untuk berat yang sama. Untuk lebih lengkapnya dapat dikunjungi di Jalan Ikan Kakap No.86, Teluk Betung, Bandar lampung.

Apa pun keinginan anda dan di mana pun anda berada Toko Yen-Yen mampu mengirim pesanan anda asalkan dengan perjanjian yang lebih detail. Selamat beroleh-oleh di Kota Lampung!. (tamasya/rmb)

TERBENTUKNYA MASYARAKAT ADAT

Beraneka budaya di wilayah nusantara memanglah wajar. Sama halnya Lampung, masyarakat Lampung memiliki peradatan yang terbentuk berdasarkan lokasi kediamannya. Baiknya anda mengetahui dahulu sebelum beranjak ke sana, yaitu;

Penyimbang Adat, adalah Penyimbang keturunan para pendiri marga, tiyuh, dan suku Perwatin adat atau mufakat (carom) pada masyarakat merupakan majelis tertinggi adat yang memutuskan segala macam masalah adat, yang diketuai oleh penyimbang.

Penyimbang Pangkat, yakni Penyimbang yang membentuk kepenyimbangan tersendiri dengan syarat tertentu.

Pada tahun 1928 pemerintah Hindia Belanda mengatur kembali Struktur persekutuan Hukum adat yang berbentuk Marga, melalui Marga Regering Voor de Lampungche Districten, sehingga di Lampung terdapat 83 marga. Sebanyak 78 marga yang disebutkan di atas merupakan ,marga mayoritas berpenduduk lampung asli.

Budaya lampung tak hanya berhenti di situ saja. Dalam hal seni kerajinanannya membentuk suatu makna tertentu yang sering kali anda jumpai pada corak busana suku-suku bangsa di indonesia lainnya.

Corak dan motif pakaian di Sumatera bagian Selatan (termasuk Lampung) biasanya terbuat dari bahan katun yang tidak diwarnakan atau kadang-kadang berwarna terang dijalin dengan rajutan timbul warna-warna merah, biru, dan krim membentuk gambar-gambar kapal, rumah tradisional, kuda, manusia, bahkan kadang-kadang gajah.

Akan tetapi motif yang lama adalah bentuk-bentuk kapal. Bentuk motif kain yang disebut Kain Kapal. Batik Lampung (Kain Sebagi) mulai dikembangkan sejak 6 s/d 7 tahun terakhir. Kain Tapis biasanya dibuat oleh kaum wanita dipergunakan pada upacara-upacara adat, menyambut tamu agung, pesta perkawinan secara adat, dan upacara adat lainnya. (visit lampung/rmb)

Rumah Peninggalan Bung Karno

Untuk mengetahui pesona yang satu ini, Rumah Peninggalan Bung Karno di Bengkulu sebaiknya anda kenali sejarah singkatnya terlebih dahulu. Apalagi banyak menyimpan kenangan bersejarah bagi perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada jaman Kolonial, Bung Karno pernah dibuang dan diasingkan oleh pemerintahan Belanda di Bengkulu tahun 1938-1942, disini Bung Karno ditempatkan pada sebuah rumah yang terletak Pasar Anggut Atas, yang saat ini bernama Jalan Sukarno–Hatta.

Di dalam rumah ini terdapat alat-alat rumah tangga, sepeda serta alat-alat lain yang dipergunakan Bung Karno pada masa pengasingannya. Di kota ini juga Bung Karno mempersunting Ibu Fatmawati sebagai Ibu Negara Pertama.

Selain rumah kediaman Bung Karno, semasa pembungan itu Bung Karno sempat pula merancang dan membangun Masjid Jamik yang terletak di tengah-tengah kota Bengkulu tepatnya di Jalan Suprapto. Obyek-obyek wisata ini telah banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Keunikan tersendiri bagi pecinta nusantara di manapun anda berada. Tak percuma jika hanya direkomendasikan saja, alangkah baiknya segera berkunjung dan bermalam di Hotel Horison Bengkulu. (indonesia.go.id/rmb)

Museum Mulawarman

Bermahkota bukannya raja, berbelalai bergading lainnya gajah, bersayap bukannya burung, bersisik lainnya ikan, bertaji bukannya ayam, binatang apakah ini? Itulah yang akan anda temukan di Museum Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur jika bertandang ke sana.

Tulisan ini terpampang di bawah sebuah patung binatang ''aneh'', persis di depan Museum Mulawarman, Kutai, Kalimantan Timur. Memang sedikit menimbulkan rasa penasaran untuk lebih tahu binatang apa sebenarnya yang patungnya diletakkan di depan museum, bekas Kerajaan Kutai ini.

Usut punya usut, binatang unik ini adalah Lembu Suana, lambang Kerajaan Kutai Kartanegara. Lembu ini, kini menjadi maskot dan kebanggaan masyarakat Kalimantan Timur. Jadi, tidak heran bila banyak patung lembu ini menghiasi beberapa gedung, termasuk sebuah supermarket di Samarinda.

Patung Lembu Suana beserta Museum Mulawarman ini merupakan salah satu daya tarik wisata di Kalimantan Timur. Meskipun bukan objek wisata andalan, namun lokasinya yang mudah dijangkau, bahkan bisa dipadukan dengan wisata air menyusuri Sungai Mahakam, menyebabkan Museum Kutai bisa dijadikan alternatif kunjungan, jika Anda berkesempatan menginjak Bumi Etam, Kalimantan Timur.

Selain itu, museum ini juga menyimpan koleksi foto-foto lawas dan lukisan mozaik zaman Belanda. Tersimpan juga Prasasti Yupa dengan tulisan Pallawa, berbahasa Sanskerta, peninggalkan Kerajaan Kutai Martadipura abad IV Masehi, masa pemerintahan Raja Mulawarman.

Museum Mulawarman, termasuk makam raja-raja Kutai, terletak di kota Tenggarong, sekitar 45 km dari Samarinda, atau sekitar 110 km dari Balikpapan. Menurut riwayatnya, museum ini didirikan atas prakarsa Aji Muhammad Parikesit, raja ke-19 Kesultanan Kutai Kertanegara, untuk melestarikan dan mengembangkan potensi serta wisata budaya peninggalan sejarah dan purbakala.

Di luar museum, tepatnya di sebelah timur, terdapat bangunan makam raja-raja Kesultanan Kutai. Persis di belakang museum, berjejer pula kios-kios yang menjajakan suvenir atau cendera mata khas Kalimantan, semacam mandau, lampit, batu, dan cincin, serta aksesoris lainnya. Sangat unik memang, segeralah menuju ke Kalimantan Timur sekarang juga! (Oesep Kurniadi/M-4/rmb/mi)

Berburu di Pulau Sebesi

Jika anda bandingkan dengan Kepulauan Krakatau, nama Sebesi memang kalah populer. Maklum, selama ini keberadaan Sebesi kurang dipromosikan. Kalau pun pernah disebut-sebut, pulau berpenghuni ini hanya sebagai tempat transit bagi wisatawan sebelum pergi ke Gunung Krakatau.

Pulau seluas 1.600 hektare ini merupakan pulau terdekat dengan gunung yang paling eksotik di dunia itu. Jarak antara Sebesi dengan Gunung Krakatau hanya sekitar delapan mil laut, yang jika ditempuh dengan kapal motor nelayan membutuhkan waktu sekitar satu jam. Keunikan lainnya, di pulau ini anda tak perlu merepotkan diri dalam hal akomodasi. Terdapat penginapan dengan tiga kamar yang dibangun Dinas Promosi, Investasi, Budaya, dan Pariwisata Lampung tahun 1992 dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Konon, sebelum Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883, kawah gunung di pulau ini justru yang aktif sehingga tidak dihuni. Malah saat itu yang dihuni adalah Pulau Krakatau. Penghuninya berasal dari warga Banten yang tidak mau dijadikan pekerja rodi untuk membangun jalan raya dari Anyer ke Panarukan oleh Belanda. Akibatnya, penduduknya dominan dari Serang, Banten, sehingga bahasa penduduk sehari-hari juga bahasa Sunda Serang.

Babi Hutan
Untuk kembali menggairahkan wisata Sebesi dan Krakatau, saat ini ada kapal reguler yang berlayar dari Dermaga Canti dengan waktu sekitar 1,5 jam, Kalianda, menuju Sebesi setiap pagi dengan tarif Rp. 11.000,- per orang dengan lama pelayaran dua jam. Dari Sebesi, pengunjung bisa menyewa kapal nelayan ke Krakatau dengan tarif Rp. 300.000,- untuk 30-40 orang.

Selain sebagai tempat transit anda menuju Krakatau, Pulau Sebesi sangat potensial dikembangkan menjadi lokasi wisata berburu. Di pulau yang sebagian besar masih berupa hutan ini banyak terdapat babi hutan. Untuk berburu di sini, pemburu tidak perlu berjalan mencari babi. Pemburu cukup membuat gubuk-gubuk di pohon lalu babi dipancing dengan kelapa. Tak lama gerombolan babi akan datang dan tingal ditembak. (sinarharapan.co.id/rmb)

 
Galih Gumelar Center is proudly powered by Blogger.com | Template by Galih Gumelar Center